MAJENE, Manakarra Pos – Sejumlah pemuda yang tergabung dalam Aliansi Titik Merah menggelar aksi damai di depan Mapolres Majene, Kamis (24/7/2025).
Menariknya, aksi ini digelar masih dalam suasana Hari Bhayangkara ke-78.
Momentum ini, jadi ruang penyampaian aspirasi secara terbuka dan damai kepada institusi kepolisian.
Dalam orasinya, massa aksi menyuarakan beberapa masukan kepada jajaran Polres Majene.
Masukan dari kawan-kawan aktivis itu, dengan tujuannya agar dapat meningkatkan transparansi dalam pelayanan publik, khususnya dalam pengurusan Surat Izin Mengemudi (SIM), penanganan peredaran minuman keras (miras), serta pemberantasan praktik pungutan liar (pungli) yang dikeluhkan masyarakat.
Ferdi, yang bertindak sebagai Jenderal Lapangan dari Aliansi Titik Merah, menyatakan bahwa aspirasi ini berangkat dari adanya keluhan masyarakat mengenai dugaan perbedaan biaya dalam proses pembuatan SIM yang memunculkan asumsi adanya praktik percaloan atau pihak tidak resmi.
Menurut pihak penedemo biaya pembuatan SIM sesuai dengan PP no 76 tahun 2020 biaya tarif hanya 100 Ribu Rupiah, tapi kenyataan di lapangan tidak demikian.
“Yang nampak dilapangan itu sampai 350 Ribu Rupiah. Ini menjadi dugaan kuat bahwa ada permainan,” terang Ferdi, dalam narasi yang diterima redaksi manakarra pos, Jumat malam (25/7/2025).
Selain daripada itu, penyebaran miras di beberapa titik di Kota Majene juga menjadi perhatian, mengingat Majene dikenal sebagai Kota Pendidikan yang sepatutnya dijaga dari pengaruh negatif.
Pendemo percaya dengan komitmen Polri di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam menjawab tantangan pelayanan publik yang humanis, transparan, dan profesional.
Diharapkan masukan ini akan menjadi bahan evaluasi positif, apalagi dalam semangat Hari Bhayangkara, yang erat dengan refleksi dan pembenahan pelayanan kepada masyarakat.
Aksi yang berlangsung tertib ini turut menyita perhatian sejumlah warga yang melintas, banyak di antaranya menyampaikan dukungan terhadap niat baik aksi tersebut sebagai bentuk pengawasan sosial.
Titik Merah berjanji akan mengawal tuntutan ini.
“Aksi kami akan berjilid- jilid ketika tuntutan yang kemudian kami tidak di indahkan. Ini baru awal dan warning terhadap polres Majene, dari hasil konsolidasi, bahwa kami akan mengawal tuntas kasus sampai pada pengembalian uang masyarakat yang sudah membayar pembuatan SIM yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku,” tutup Ferdi.