DALAM kehidupan masyarakat Kaili, ungkapan-ungkapan bijak bukan sekadar kata-kata warisan leluhur, melainkan pedoman hidup yang menuntun setiap individu dalam bersikap, bertindak, dan menjalin relasi sosial. Salah satu ungkapan yang sarat makna dan mencerminkan kearifan lokal adalah: “Pakanoto Mata Mangantoaka, Pakanasa Talinga Mangepe, Pakanoa Rara Ritimbanga.”
Ungkapan ini mengandung tiga prinsip dasar dalam kehidupan masyarakat Kaili:
1. Pakanoto Mata Mangantoaka
“Cermat baik dalam mengamati.”
Mengajarkan pentingnya kepekaan dan kehati-hatian dalam mengamati lingkungan, gejala sosial, maupun perilaku orang lain. Bagi masyarakat Kaili, seseorang yang bijaksana adalah mereka yang tidak tergesa-gesa dalam menilai, tetapi mengandalkan ketajaman pengamatan sebelum mengambil keputusan.
2. Pakanasa Talinga Mangepe
“Pendengaran baik dan mantap.”
Menekankan nilai mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Dalam tradisi Kaili, mendengar bukan sekadar menerima informasi, tetapi juga menyimak dengan hati, memahami makna tersembunyi, dan menghargai pendapat orang lain. Ini merupakan dasar dari komunikasi yang etis dan membangun rasa saling percaya.
3. Pakanoa Rara Ritimbanga
“Jujur, adil, dan bijak dalam mengambil keputusan.”
Ini adalah puncak dari proses berpikir dan bertindak: keputusan yang diambil harus berdasarkan kejujuran, keadilan, dan kebijaksanaan. Dalam kehidupan bermasyarakat, nilai ini sangat dijunjung tinggi untuk menciptakan harmoni dan menjaga keutuhan komunitas.
Ketiga ungkapan ini bukan hanya semboyan, tetapi menjadi landasan moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Kaili. Ia hadir dalam musyawarah adat, penyelesaian konflik, pendidikan anak-anak, hingga pengambilan keputusan penting dalam komunitas. Ungkapan ini juga mencerminkan filosofi hidup masyarakat Kaili yang menjunjung tinggi kehati-hatian, penghargaan terhadap sesama, dan keadilan sosial.
Melestarikan nilai-nilai ini berarti menjaga jati diri budaya Kaili agar tetap relevan dalam arus perubahan zaman. Sebab dalam kearifan lokal itulah tersimpan kekuatan sosial dan spiritual yang dapat memperkuat pondasi kehidupan bersama.(*)