Ungkapan Penyesalan Anak terhadap Orang Tua

Oleh: Dr. H. Suaib Djafar, M.Si / Filsuf Kaili / Budayawan Sulteng

Ungkapan Kearifan Lokal Kaili Tentang Penyesalan Anak terhadap Orang Tua:  “Nambaso mpu njosonurara ana ntetotua, patuju mbabantu mompakasana geira dopanaria nuapa, tapi ivetu karia numbarambara, totua nepalaisimo. Itumoitu komiu danatuvu totua potove geira ala nemanjosorara nggapurina.”

By: Dr. H. Suaib Djafar, M.Si

PENDAHULUAN

MASYARAKAT Kaili di Sulawesi Tengah kaya akan ungkapan-ungkapan bijak yang mengandung filosofi kehidupan. Salah satunya adalah ungkapan di atas, yang merefleksikan nilai-nilai kemanusiaan, kasih sayang terhadap orang tua, dan makna penyesalan yang dalam. Ungkapan ini bukan sekadar susunan kata, melainkan pesan luhur yang diturunkan dari generasi ke generasi agar anak-anak tidak lupa akar, budi, dan pengorbanan orang tua.

MAKNA DAN PENAFSIRAN

Ungkapan ini bila diterjemahkan secara bebas berarti:

“Penyesalan besar seorang anak kepada orang tuanya adalah saat ia ingin membahagiakan mereka, namun belum memiliki apa-apa. Tapi ketika ia sudah memiliki segalanya, orang tuanya telah tiada. Karena itu, jika kamu masih memiliki orang tua, sayangilah mereka sebelum penyesalan datang terlambat.”

Makna yang terkandung dalam ungkapan ini sangat mendalam dan menyentuh hati. Ia berbicara tentang penyesalan, suatu perasaan getir yang datang ketika waktu tidak bisa diulang kembali. Ungkapan ini menjadi peringatan dan nasihat bijak agar setiap anak menghargai dan membahagiakan orang tua selagi masih ada kesempatan.

Nilai-nilai Kearifan Lokal yang Terkandung:

1. Nilai Bakti Anak kepada Orang Tua
Dalam budaya Kaili, menghormati dan menyayangi orang tua adalah prinsip utama dalam kehidupan. Orang tua dianggap sebagai sumber kehidupan, pembimbing moral, dan benteng nilai-nilai adat.

2. Kesadaran Waktu dan Penyesalan
Ungkapan ini mengajarkan bahwa waktu adalah sesuatu yang tak bisa dikembalikan. Seringkali manusia baru menyadari pentingnya kehadiran orang tua ketika mereka sudah tiada.

3. Pentingnya Mensyukuri Kehadiran Orang Tua Di tengah kesibukan mengejar karier dan kehidupan modern, anak-anak kerap lupa bahwa orang tua semakin menua. Ungkapan ini mengajak kita untuk tidak menunda-nunda kebaikan, apalagi kepada orang yang telah membesarkan dan mengorbankan segalanya.

Relevansi dalam Kehidupan Saat Ini: Di zaman yang serba cepat dan individualistik ini, banyak anak terjebak dalam kesibukan duniawi hingga lupa menghubungi, merawat, dan menyapa orang tua. Ungkapan ini sangat relevan untuk membangkitkan kesadaran bahwa kesuksesan sejati bukan hanya soal materi, tetapi tentang siapa yang kita bahagiakan dengannya.

PENUTUP

Ungkapan “Nambaso mpu njosonurara ana ntetotua…” adalah suara nurani dari budaya Kaili yang menggugah jiwa. Ia mengajak kita untuk lebih peduli dan mencintai orang tua, bukan hanya dalam doa, tetapi dalam tindakan nyata saat mereka masih hadir di dunia.

Mari kita jaga dan wariskan nilai-nilai luhur ini kepada generasi berikutnya, sebagai bentuk penghormatan terhadap adat dan warisan budaya masyarakat Kaili yang kaya makna dan sangat manusiawi.

“Sayangilah orang tuamu hari ini, karena esok belum tentu ada kesempatan.” (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *