Mamuju, Manakarra Pos – Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Provinsi Sulawesi Barat 2024, suhu politik mulai memanas setelah kemunculan sejumlah nama yang bakal maju sebagai calon gubernur.
Salah satu yang menjadi perhatian adalah duet mantan Bupati Mamuju Suhardi Duka (SDK) dan mantan Anggota DPR-RI, Mayjend. TNI (Purn.) Salim S. Mengga.
Keduanya telah secara resmi mendeklarasikan diri dan segera mendaftar ke KPU sebagai pasangan calon.
Menariknya, SDK dan Salim S. Mengga merupakan dua sosok yang pernah bersaing di Pilkada Sulbar 2017.
Saat itu, mereka berkompetisi meraih kursi Gubernur Sulbar, namun keduanya dikalahkan Ali Baal Masdar (ABM).
Menghadapi Pilgub 2024, SDK-Salim memutuskan bersatu, berharap pengalaman dan kekuatan gabungan mereka mampu meraih kemenangan.
Di sisi lain, Ali Baal Masdar (ABM) juga sudah mengumumkan pencalonan dirinya dengan memilih H. Arwan Aras sebagai wakilnya setelah mendengar masukan dari berbagai pihak.
Pasangan ABM-Arwan dipandang sebagai pasangan ideal yang menyatukan orang tua dan anak muda. Pasangan ini segera mendeklarasikan diri dan mendaftar ke KPU.
Selisih Tipis Pilgub 2017 Potensi Terulang ?
Mengenang Pilgub Sulbar 2017, yang dilaksanakan pada 15 Februari 2017, terdapat tiga pasangan calon yang berkompetisi.
SDK kala itu maju bersama Kalma Katta, Mantan Bupati Majene, dengan dukungan dari Partai Demokrat, Partai Hanura, dan Partai Keadilan Sejahtera.
Sementara Salim S. Mengga menggandeng pengusaha Hasanuddin Mashud, dengan dukungan dari Partai Golkar.
Pasangan ketiga adalah Ali Baal Masdar, Mantan Bupati Polewali Mandar, yang berpasangan dengan Enny Anggraeni Anwar, istri Gubernur Sulawesi Barat saat itu, Anwar Adnan Saleh, dan didukung oleh koalisi besar dari Partai Gerindra, Partai NasDem, PKB, PAN, PDIP, PPP, dan PKPI.
Hasil rekapitulasi KPU Sulbar dalam Rapat Pleno terbuka yang digelar di Ball Room Hotel d’Maleo, Mamuju, pada Minggu, 26 Februari 2017, menetapkan pasangan ABM-Enny sebagai pemenang dengan perolehan suara sebanyak 244.763, mengungguli SDK-Kalma yang memperoleh 240.010 suara, dan Salim-Hassanuddin yang hanya mendapatkan 146.774 suara.
Dengan selisih yang tipis, kekalahan SDK dalam Pilgub Sulbar 2017 menjadi perbincangan hangat dan menjadi pembelajaran bagi strategi politiknya di Pilgub 2024. Banyak yang memprediksi bahwa persaingan kali ini akan sangat ketat, dan tidak sedikit yang memperkirakan hasil serupa dari Pilgub 2017 bisa terulang kembali.
Peta politik Sulbar di tahun 2017, kekuatan SDK berada di atas level tertinggi. Saat itu, SDK didukung empat bupati dari 6 kabupaten se Sulbar.
ABM yang jadi pemenang hanya mendapat dukungan dari Kepala Daerah Polman dan Pasangkayu.
Penulis : Egi Sugianto