Melodi sang Anggrek di Tusan Orsit, Curi Hati Ditengah Kesibukan Pj Bupati Mamasa

MANAKARRAPOS.COM, MAMASA – Bunga tak lepas dari kehidupan manusia. Bahkan bunga melahirkan banyak inspirasi bagi setiap orang. Sebab bunga adalah simbol keindahan.

Selain itu, bunga juga merupakan simbol kasih sayang. Tak sedikit orang yang mengungkapkan rasa menggunakan bunga.

Menyukai keindahan bunga, setiap orang punya cara tersendiri. Begitu berartinya bunga itu.

Ada yang menanam bunga, ada yang membeli bunga bahkan ada orang yang mendatangi kebung bunga dan mengabadikannya lewat potretan.

Tak salah jika bunga disebut sebagai simbol keindahan. Mengutarakan kasih sayang bisa lewat bunga. Bahkan cinta sekalipun.

Karena itu, sebagian orang sangat mementingkan untuk merawat bunga. Tak terkecuali Herson, seorang warga Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa.

Tusan Orchid (Tusan Anggrek) sebuah nama komunitas pencinta bunga di kabupaten Mamasa, yang diketuai oleh Herson.

Tusan orchid setiap harinya rawat bunga dengan kasih sayang di green house Kelurahan Mamasa.

Ratusan bunga berkelir terpajang rapi di setiap letak dengan ragam warnanya, yakni merah, putih dan kuning.

Rumah bunga yang dekat dengan wisata Tondok Bakaru Mamasa itu menjadi tempat kunjungan Pj Bupati Mamasa, DR. M. Zain, pafa Jumat (16/02/2024) beberapa hari lalu.

Disana terdapat 300 bunga dirawat termasuk anggrek dengan berbagai jenisnya.

Ada Anggrek Vanda Jannae, pahalenopsis venos, bulbo phllum incisilabrum, denrobium anosmun dan masih banhak lainnya.

Letaknya berada di depan rumahnya, seorang pemuda Mamasa, yakni Herson.

Mamasa adalah kabupaten berjuluk Bumi Kondosapata ini dapat juga dijulukk sebagai kota kembang.

Sebab, beberapa jenis anggrek indah dapat ditemukan di belantara hutannya.

Teringat Quote yang berserakan di medsos, Wujud indah nan berharga tidak akan ditemukan di sembarang tempat, perlu perjuangan.

Kepada laman ini, Herson menuturkan, untuk mendapatkan bunga ciptaan tuhan yang indah dengan ragam jenisnya, butuh beberapa bulan menyusuri belantaran hutan.

“Hidupnya begitu sensitif, jika merawat Seribu bunga, beruntung jika hidup satu,” jelas Herson dihadapan Pj Bupati Mamasa yang baru menjabat beberapa bulan itu.

Ia kemukakan, kedukaan bunga juga menjadi bahasa pelipur lara, penziarah menabur bunga di atas makam dan karangan-karangan bunga pun dikirim kepada keluarga duka.

Matahari 16 Februari di pagi Jum’at menembus green house yang hanya terbuat dari rangkaian besi dan paranet. Ia menjadi tempat diskusi di tengah-tengah jejeran bunga.

Pj Bupati Mamasa, Zain bergumam, bunga mesti dirawat dengan baik, tidak cukup dengan ilmunya, tapi juga dengan rasa. Mengutip Gerard Lebrun, seorang tokoh romantisme  asal Prancis, ia berkata:

Zain katakan, jika bunga adalah perhiasan dari bumi, maka setiap bunga adalah jiwa yang mekar di alam. Keanggunan dan kelembutan dibawa bunga membuat kita semua kagum dan gembira.

“Bunga adalah hadiah yang melambangkan kasih sayang bagi orang-orang yang istimewa dalam kehidupan,” ujar Zain.

Selain menjadi Penjabat Bupati, DR. Zain adalah sosok pengagum keindahan bunga yang pidato dan kata-katanya begitu inspiratif seringkali melibatkan diksi bunga sebagai simbol keindahan, kedamaian bahkan perjuangan.

“Bunga itu butuh waktu untuk mekar, prosesnya belum memancarkan keindahan, saat mekar keindahannya terlihat,” tutur Zain, sembari mencium bunga itu.

Dikatakan, hidup itu seperti bunga, proses penderitaan mesti dilalui untuk menjadi manusia besar, tidak ada kata instan untuk sukses. Sesuatu yang indah membutuhkan proses.

Kata dia, orang hanya menikmati keindahan bunga tanpa melihat perjuangannya bertahan hidup, dengan kata lain, orang hanya lihat suksesnya bukan deritanya.

Ia mengaku, bunga juga menjadi inspirasi hidupnya.

“Hiduplah seperti bunga dandelion yang tidak secantik mawar, tidak seindah lili, dan tidak seabadi edelweis. Namun, ia adalah bunga yang paling kuat. Dia tetap bisa tumbuh di antara rerumputan liar dan celah batu,” sebut Zain.

Di akhir pembicaraan, Herson menatap penuh makna dan berkata “Budidaya bunga berawal dari buahnya, didalamnya ada serbuk, serbuk itulah kumpulan biji yang akan menjadi bibit.

Untuk merawatnya kata Herson, butuh laboratorium pengembangbiakan bunga. hidupnya di hutan, sensitif jika tidak safety.

“Kami begitu senang, baru kali ini Tusan Orsit dikunjungi oleh pemerintah, meskipun heran dan kaget, tiba tiba datang tidak ada persiapan penyambutan” Herson melanjutkan.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *