PASANGKAYU, MANAKARRAPOS.COM – Korps Brigade Mobile (Brimob) Polda Sulawesi Barat ternyata memiliki personel penerjun profesional.
ia adalah Brigpol Lutfi, seorang Anggota Polri yang saat ini bertugas sebagai Koordinator lapangan Brimob Polda Sulbar di wilayah hukum Kabupaten Pasangkayu.
Sosok Brigpol Lutfi, memiliki kisah menarik dalam dunia terjun payung yang tidak banyak diketahui orang.
Menjelang perayaan Hari Jadi Brimob ke-78, yang jatuh pada tanggal 14 November 2023. Kisah dan prestasi Lutfi layak diberi penghormatan dan apresiasi.
Lutfi lahir di Ambon 1 Januari 1994 dari pasangan seorang pensiunan anggota Polri IPTU Efendi (Alm) dan Aty Wuner (Alm). Lutfi anak kedua dari 5 orang bersaudara.
PENDIDIKAN
Lutfi kecil banyak menghabiskan waktu menempuh pendidikan formal di Kabupaten Pasangkayu Sulawesi Barat. Kala itu, ayahnya masih aktif sebagai anggota Polri di Mapolres Pasangkayu.
Lutfi tempuh Pendidikan Sekolah Dasar di SDN 1 Pasangkayu lulus 2006. Kemudian masuk di SMP Negeri 1 Pasangkayu lulus 2009, dan menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 1 Pasangkayu tahun 2012.
Setahun kemudian, Lutfi diterima bergabung dengan Polri pada tahun 2013, melalui jalur Bintara dan langsung di tugaskan ke Pus Brimob Polda Sulsel (masih gabung dengan Polda Sulbar).
“Saya bergabung menjadi anggota Polri di tahun 2013. Waktu itu, saya mendaftar di Polres Pasasangkayu dan mengikuti tes di Polda dan masih gabung Sulsel dan Sulbar,” ungkap Lutfi ditemui di Jalan Ir Soekarno Kelurahan Pasangkayu, Minggu malam (12/11/2023).
KARIR DAN PRESTASI
Dikenalkan dengan dunia penerjunan dimulai, saat Lutfi kembali bergabung di Resimen II Pelopor Kedung Halang, Bogor Jawa Barat.
Pada waktu itu, Lutfi baru saja lepas dari tugas negara BKO Papua Puncak Jaya, masuk sebagai anggota Satgas Kontigensi Puncak Jaya tahun 2015.
“Saat itu, saya baru balik dari BKO penugasan Papua. Kebetulan ada pelatihan kemampuan Brimob, salah satunya adalah kemampuan terjun payung. Disitu saya mulai gabung,” kenang Lutfi, mengingat kembali perkenalannya dengan olahraga terjun payung.
Melalui tes psikolog dan pengenalan Alutsista terjun payung di Ground Training selama 2 bulan di lapangan Mako Korps Brimob Kelapa Dua Depok Jawa Barat, Lutfi akhirnya dinyatakan lulus dan dibina khusus Danki Kompol Reynando Andreas Haratua Hutapea SIK.
Selama mengenal dunia terjun payung, Lutfi sudah mencatatkan rekor tidak kurang dari 400 pendaratan terjun payung.
Pestasi Nasional dan Internasional Lutfi sukses melakukan pendaratan sebanyak tidak kurang dari 200 pendaratan. Salah satunya, saat melakukan penerjunan payung HUT Bhayangkara Polri ke-73 tahun 2019, disaksikan langsung Presiden RI Ir Joko Widodo dan Kapolri Tito Karnavian.
“Saya sudah bolak balik ke Nasional mewakili kesatuan untuk penerjunan. Kami gabung TNI dan Polri di setiap acara besar,” ucapnya.
Dikisahkan, penerjunan pertama kalinya dilakukan di Bandar Udara Pondok Cabe Pamulang Tangerang. Waktu itu, acara Pemeliharaan Kemampuan agenda program Brimob tahun 2015.
“Saya perdana mengikuti kegiatan Demo Jump di Cikeas yang diikuti kurang lebih 25 ornag penerjun Polri (Brimob) se-Indonesia,” sebutnya.
Selama bertugas di Brimob Polda Sulbar, Lutfi sering mengikuti event Internasional Championship berbagai daerah di Indonesia. Salah satunya di Manado Sulut, Medan dan Kaltara.
Pada Kejuaraan Nasional, Briptu Lutfi meraih prestasi pada Internasional Open Parachuting Championshipa Manado 2019 diikuti penerjun TNI Polri dan Sipil.
Atas prestasinya sebagai penerjun juara II Nasional, Ia mendapat piagam penghargaan yang diberikan oleh Kapolda Drs Baharuddin Djafar MSi.
Lutfi, sudah memiliki nama di Nasional setelah ia dipercaya sebagai asisten Instruktur Pembantu Sulbar di kalangan Brimob komunitas penerjun Polri Kelapa Dua.
Dirinyalah yang membantu Kepsek Persatuan Terjun Payung Polri Kompol Anjiel Fauzi.
INGIN KEMBALI KE DUNIA TERJUN PAYUNG
Terkahir kali melakukan pendaratan terjun payung dilakukan Lutfi yakni, di Monas Jakarta pada acara puncak milenial tahun 2019.
“Saya yang bawa bendera Polri waktu itu,” akunya.
Mengenang perjalannya di dunia terjun payung, Lutfi tidak munafik. Ia ingin kembali mengasah kemampuannya itu.
Satu hal yang tidak bisa dilupakan yakni saat melakukan pendaratan pada event Air Show Jogyakarta.
Di tempat ini, Lutfi harus mendarat melompat bersamaan dengan rame ratusan peserta dari ketinggian 12 ribu feet.
“Saya ingin kembali, tapi belum ada kesempatan. Salah satu yang saya impikan dan belum kesampaian dalam hidup saya, yakni pendaratan di Dubai Arab Emirates,” inginnya.
Lutfi berharap, suatu saat ini ada Iven besar di Sulawesi Barat. Misalnya pada acara HUT Kabupaten Pasangkayu agar diadakan penerjunan.
Sebagai penerjun, di Kabupaten Pasangkayu juga sangat boleh dilakukan. Apa lagi Kabupaten
Mamuju Tengah sudah pernah dilakukan di sana. Penulis : Egi Sugianto