Danau Lindu: Tempat Mengukir Kenangan Abadi.

Oleh: H. Saharuddin Lurang

PADA tepian Danau Lindu, satu malam dihiasi nama-nama yang tak terlupakan. “Setiap detik di Danau Lindu adalah bait-bait dalam puisi petualangan. Hati merajut jejak di bawah langit Danau Lindu. Di bawah cahaya rembulan, cerita terpilih tentang petualangan tak terlupakan sepanjang hayat oleh Tim PDIS23.

Membumi dalam Petualangan Di Danau Lindu, sebuah Catatan Perjalanan Tim Program Doktor Ilmu Sosial Angkatan 2023 (Tim PDIS23).

Saat sekelompok orang mulai merindukan tanah lembah, keheningan malam mulai terasa hangat, gemericik air danau pun menjadi nyanyian pemurah waktu. Begitulah kira-kira yang dirasakan oleh Tim PDIS23 saat petualangan epik mereka di Danau Lindu pada tanggal 15-16 Februari 2025.

Petualangan bukan hanya sekadar mencari tempat-tempat indah untuk diabadikan. Namun juga proses di mana setiap perbedaan jarak diatasi dan setiap cerita diceritakan. Tim PDIS23, dengan semangat kebersamaan yang luar biasa, memulai perjalanan mereka menuju Danau Lindu dengan penuh antusiasme dan rasa ingin tahu.

Sebelum TIM PDIS23 memulai perjalanan menuju ke Danau Lindu, seperti biasanya mencicipi bubur Manado dulu sebagai penambah stamina dalam perjalanan, maklum anggota Tim PDIS23 ini mahir soal masak-memasak, apalagi soal goreng-menggoreng ala pisgor di kantin tempat kami biasa nongkrong.

Setelah semua persiapan selesai, Tim PDIS23 mulai menaiki kendaraan masing-masing dan diawali dengan foto bersama, foto dan video kamipun tak luput dishare ke group biar mereka juga turut merasakan kegembiraan dan kebahagiaan kami.

Waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 wita. deretan mobil mulai berjalan beriringan menelusuri lorong-lorong kecil menuju jalan poros menuju Danau Lindu Kabupaten Sigi.

Jarak Danau Lindu dari Kota Palu sekitar 53,8 Km dan membutuhkan waktu 2-3 jam untuk sampai di tempat yang memukau dan mempesona itu.

Petualangan pun dimulai, awalnya perjalanan Tim PDIS23 berjalan lancar dan baik-baik saja, namun petualangan ini bukanlah tanpa tantangan. Di tengah perjalanan kami, disambut dengan medan jalan yang terjal, bebatuan dan berkelok-kelok yang diapit jurang yang amat dalam, jurang yang menggambarkan kehausan, haus bukan karena cinta dan kasih sayang, tapi haus terhadap mereka yang lalai dalam mengemudi.

Namun, apalah arti sebuah petualangan tanpa sedikit rintangan? Tim PDIS23 dengan penuh semangat melanjutkan perjalanan meskipun denyut jantung berdebar-debar bagaikan sepasang kekasih yang memulai adegannya.

Saat kaki-kaki Tim PDIS23 sampai di tepian Danau Lindu terasa rintangan perjalanan hanyut dan tenggelam di dalam danau yang mempesona itu, bagaikan artis -artis Hollywood yang menari di atas panggung, semua mata tertuju ke pemandangan yang luar biasa memesona. Meskipun terpesona dengan keindahan alamnya, tim PDIS23 memutuskan untuk bersantap siang di depan cottages di tepi Danau Lindu.

Semua perbekalan dikeluarkan dari ransel dan dos-dos yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Makanan dan minuman berjejeran di atas meja ala upacara tujuh belas agustusan, kamipun makan sambil berbincang-bincang dengan memperhatikan keindahan Danau Lindu yang sesekali terlihat kapal penumpang berlalu lalang. Musikpun mulai terdengar menghibur kami, seakan-akan mengikuti ayunan tangan untuk mencicipi makanan.

Saat matahari mulai menampakkan sinarnya, cahaya bermain di permukaan air danau seakan mengundang untuk segera berpetualang. Langkah demi langkah, Tim PDIS23 menjelajahi keindahan alam Danau Lindu yang memesona. Pepohonan rindang dan udara segar menjadi saksi bisu betapa kecilnya manusia di tengah kebesaran alam ini. Ciptaan Tuhan memang sangat indah.

Saat malam mulai menjelang, api unggun pun menyambut kehadiran Tim PDIS23. Di sekitar api, mereka saling berbagi cerita dan tawa. Suasana hangat dan keakraban menjadi penghangat di malam yang dingin. Danau Lindu, dengan gemericik airnya, menjadi saksi betapa eratnya ikatan di antara anggota Tim PDIS23.

Pagipun tiba, dan matahari kembali bersinar dengan hangatnya. Namun, petualangan Tim PDIS23 di Danau Lindu telah meninggalkan jejak yang tak terlupakan. Mereka bukan hanya sekadar menikmati keindahan alam, namun juga merasakan kebersamaan yang menguatkan di setiap langkah petualangan.

Dalam petualangan di Danau Lindu yang penuh warna tersebut, Tim PDIS23 belajar bahwa kebersamaan, keberanian, dan ketekunan adalah kunci dalam menaklukkan setiap tantangan. Dan pada akhirnya, bukan hanya destinasi yang mereka tuju, namun proses petualangan itulah yang membentuk kenangan abadi dalam setiap langkah perjalanan.

Jadi, siapakah yang mengatakan petualangan itu mudah? Petualangan sejati membutuhkan lebih dari sekadar keberanian melangkah, namun juga keberanian untuk bertahan, belajar, dan tumbuh.

Seperti Tim PDIS23 atau Squad 23, yang membumi dalam petualangan mereka, mari kita juga belajar untuk ikut merasakan setiap detik petualangan kita sendiri. Karena sejatinya, petualangan bukan hanya tentang destinasi, namun juga perjalanan dan cerita di sepanjang jalan. continue to the next destination. (HSL).

PENULIS: H. Saharuddin Lurang

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *