MARESO MPOYALU NARESO MPOTAPI: Pepatah Bijak yang Menyentuh Hati

Oleh: Dr. H. Suaib Djafar / Tokoh Masyarakat Sulteng

Tokoh Masyarakat Sulawesi Tengah, Suaib Djafar berdiskusi dengan Wakil Ketua PWI Sulteng, Fery eL Shirinja.

 

PEPATAH Mareso Mpoyalu Nareso Mpotapi adalah salah satu ungkapan yang berasal dari masyarakat Kaili yang sangat menyentuh hati dan penuh makna dalam kehidupan sehari-hari.

Pepatah ini mengandung filosofi yang dalam, mengingatkan kita tentang pentingnya perencanaan yang matang dan perhatian terhadap segala aspek dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan.

Secara singkat, pepatah ini dapat diartikan sebagai “menyesal karena tidak mendapatkan apa-apa,” namun ada pesan yang lebih dalam yang ingin disampaikan, sebagai berikut:

1. Makna dari “Alu” dan “Tapis”

Dalam pepatah ini, dua alat tradisional yang disebutkan, yaitu alu dan tapis, memiliki makna simbolis yang menggambarkan proses dalam kehidupan.

Alu adalah kayu panjang yang digunakan dalam proses menumbuk padi. Panjangnya sekitar 1,5 meter dan memiliki bentuk yang cukup besar. Alu digunakan untuk memisahkan kulit padi dan menghasilkan beras.

Meskipun alat ini efektif, tetapi jika tidak digunakan dengan tepat, hasilnya tidak akan maksimal.

Tapis, di sisi lain, adalah alat untuk menapis atau menyaring, digunakan untuk memisahkan kulit gabah dan patahan beras. Tapis memastikan beras yang dihasilkan bersih, utuh, dan berkualitas.

Namun, meskipun kedua alat ini sangat penting dalam proses pengolahan padi, jika penggunaannya tidak diperhatikan dengan benar, hasil yang didapatkan bisa sangat sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali. Inilah yang menjadi inti dari pepatah “MARESO MPOYALU NARESO MPOTAPI.”

Sebuah pekerjaan yang dilakukan tanpa perencanaan dan persiapan yang matang, sama seperti menggunakan alu dan tapis tanpa perhatian yang seksama—pada akhirnya, tidak akan mendapatkan hasil yang optimal.

2. Pekerjaan Tanpa Persiapan yang Matang

Dalam kehidupan sehari-hari, pepatah ini mengajarkan kita tentang pentingnya merencanakan segala sesuatu dengan baik sebelum memulai pekerjaan.

Sama seperti dalam penggunaan alat tradisional seperti alu dan tapis, jika tidak ada persiapan yang matang, pekerjaan yang dilakukan akan sia-sia dan hasilnya tidak akan sesuai dengan harapan.

Sering kali, seseorang memulai suatu pekerjaan tanpa memperhatikan data, fakta, dan kondisi yang ada. Mereka hanya berfokus pada niat, namun melupakan bahwa untuk mencapai keberhasilan, perencanaan yang seksama dan analisis yang mendalam sangat diperlukan.

Tanpa memperhitungkan dengan baik segala aspek—baik dan buruknya—sebuah pekerjaan bisa berakhir dengan kekecewaan.

3. Memperhitungkan Baik dan Buruk dengan Seksama

Sama seperti dalam pepatah ini, setiap langkah yang kita ambil dalam hidup, baik itu pekerjaan, hubungan, atau usaha lainnya, haruslah dilakukan dengan penuh pertimbangan.

Tidak ada yang bisa mengharapkan hasil yang baik tanpa mempersiapkan segala sesuatu dengan matang. Mengambil keputusan tanpa memikirkan dampaknya hanya akan membawa penyesalan di kemudian hari.

Persiapan yang matang tidak hanya mencakup aspek teknis, tetapi juga aspek spiritual. Dalam pepatah ini, ada harapan bahwa kita tidak hanya mengandalkan usaha semata, tetapi juga mengharapkan petunjuk dan berkah dari Tuhan.

Melalui doa dan keyakinan, kita berharap agar setiap pekerjaan yang kita lakukan dapat memberikan hasil yang baik, tidak sia-sia, dan membawa manfaat.

4. Makna yang Dalam untuk Kehidupan Sehari-hari

Pepatah atau Jalili tentang “MARESO MPOYALU NARESO MPOTAPI” adalah sebuah pengingat untuk selalu mempersiapkan diri sebelum melangkah. Dalam kehidupan yang serba cepat ini, banyak orang yang terburu-buru dalam mengambil keputusan tanpa memikirkan konsekuensinya.

Mereka sering kali melupakan pentingnya perencanaan dan pemahaman yang mendalam terhadap pekerjaan yang dilakukan.

Namun, dengan mengikuti prinsip dalam pepatah ini, kita diingatkan bahwa setiap tindakan harus dilandasi oleh pemikiran yang matang, perencanaan yang tepat, serta doa dan harapan agar pekerjaan kita tidak sia-sia. Dengan begitu, kita bisa mencapai tujuan yang diinginkan dan mendapatkan hasil yang optimal.

Kesimpulan: Pekerjaan yang Tidak Sia-sia

Pepatah “MARESO MPOYALU NARESO MPOTAPI” mengajarkan kita tentang pentingnya persiapan perencanaan dan kehati-hatian dalam setiap langkah yang diambil.Seperti alat tradisional ALU dan TAPIS Jika tidak digunakan dengan benar, hasil yg didapatkan bisa sangat minim.

Dalam setiap pekerjaan atau usaha yang kita lakukan kita harus memperhatikan berbagai hal antara lain mengumpulkan data dan fakta yang relevan, Utamanya mengharapkan Limpahan berkah Tuhan Allah Swt disetiap keputusan yang kita ambil.

Dengan cara ini,kita berharap agar setiap usaha yang kita lakukan tidak sia-sia dan memberikan hasil yang baik bermanfaat untuk dan orang di sekitar kita.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *