Tomaoge Nabelo Ntetodea, Tomaoge Nangisani Nuapa Dotan Todea

Oleh: Dr. H. Suaib Djafar, M.Si / Filsuf Kaili / Budayawan Sulteng

MASYARAKAT Kaili, yang mendiami wilayah Sulawesi Tengah, memiliki banyak ungkapan yang mencerminkan nilai-nilai kearifan lokal dalam kehidupan sosial dan kepemimpinan. Salah satu ungkapan yang sarat makna adalah “Tomaoge Nabelo Ntetodea, Tomaoge Nangisani Nuapa Dotan Todea”, yang berarti “Pemimpin Merakyat, Pemimpin yang Tahu Kepentingan Rakyatnya.”

Makna Ungkapan: Ungkapan ini mencerminkan harapan masyarakat terhadap seorang pemimpin yang ideal, yaitu seseorang yang dekat dengan rakyatnya dan memahami kebutuhan mereka. Dalam budaya Kaili, seorang pemimpin tidak hanya bertindak sebagai penguasa, tetapi juga sebagai pelayan masyarakat yang bertanggung jawab atas kesejahteraan mereka.

1. Tomaoge Nabelo Ntetodea (Pemimpin Merakyat): Bagian pertama dari ungkapan ini mengajarkan bahwa seorang pemimpin harus senantiasa hadir di tengah masyarakat, mendengarkan aspirasi mereka, dan tidak berjarak dengan rakyat. Kepemimpinan yang baik dalam perspektif budaya Kaili bukanlah tentang kekuasaan semata, tetapi tentang bagaimana seorang pemimpin dapat membangun hubungan harmonis dengan masyarakatnya.

2. Tomaoge Nangisani Nuapa Dotan Todea (Pemimpin yang Tahu Kepentingan Rakyatnya): Seorang pemimpin yang bijaksana adalah mereka yang memiliki kepekaan terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Ia harus memahami kebutuhan rakyat dan bertindak untuk kepentingan mereka, bukan hanya untuk kepentingan pribadi atau golongannya. Hal ini menegaskan bahwa pemimpin sejati adalah mereka yang memprioritaskan kesejahteraan rakyat di atas segalanya.

Relevansi dalam Konteks Modern: Nilai-nilai yang terkandung dalam ungkapan ini tetap relevan dalam konteks kepemimpinan modern. Di era demokrasi dan keterbukaan saat ini, masyarakat membutuhkan pemimpin yang tidak hanya memiliki visi dan kebijakan yang baik, tetapi juga yang benar-benar peduli terhadap nasib rakyatnya.

Pemimpin yang “tomaoge nabelo ntetodea” adalah mereka yang terjun langsung ke lapangan, mendengarkan keluhan masyarakat, dan mencari solusi bersama. Sementara itu, pemimpin yang “tomaoge nangisani nuapa dotan todea” adalah mereka yang mampu membuat kebijakan yang berpihak pada rakyat, memahami persoalan yang mereka hadapi, serta memberikan solusi yang nyata.

Kesimpulan: Ungkapan “Tomaoge Nabelo Ntetodea, Tomaoge Nangisani Nuapa Dotan Todea” dari masyarakat Kaili merupakan refleksi dari nilai kepemimpinan yang berakar kuat pada kearifan lokal. Ungkapan ini mengajarkan bahwa seorang pemimpin harus selalu merakyat, memahami kondisi sosial masyarakatnya, dan bertindak demi kesejahteraan mereka. Nilai-nilai ini seharusnya menjadi pedoman bagi siapa saja yang mengemban amanah kepemimpinan, baik dalam lingkup kecil maupun dalam skala pemerintahan yang lebih luas.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *