PASANGKAYU, MANAKARRA POS – Masalah krisis air di RSUD Kabupaten Pasangkayu tengah menjadi sorotan setelah keluarga pasien kecewa dengan pelayanan.
Pihak RSUD Kabupaten, mengklarifikasi bahwa kekurangan air disebabkan terjadinya miskomunikasi dengan pihak pengelola PDAM.
Kasubag Tata Usaha RSUD Pasangkayu, Jainuddin, membenarkan bahwa kekurangan air memang sempat terjadi. Tapi kondisi itu, tidak berlangsung lama karena langsung ditindaklanjuti.
Didampingi Penanggung Jawab Tehnis Rumah Sakit, Ahmad Yani, ST dan Kasi Penunjang Medik, Wahdaniah, selaku pihak yang bertanggung jawab kompak memastikan kalau masalah kekurangan air tersebut sudah ditangi dan normal Kembali.
” Penutupan kerang air yang dilakukan oleh pihak PDAM itu tidak disampaikan ke kami, dengan kata lain ada mis komunikasi. Seandainya ada pemberitahuan, mungkin kami bisa antisipasi,” tutur Jainuddin, saat ditemui di ruang kerjanya, Jum’at, 26 April.
Setelah mereka melakukan konfirmasi ke pihak PDAM pada hari Kamis itu juga, ternyata penutupan kerang dilakukan karena tingginya curah hujan pada hari Rabu, 24 April, sehingga kondisi air dari Sungai Kaluku Nangka dan Mandar Dua, keruh bercampur lumpur dan tidak layak untuk dikonsumsi.
“Alasan PDAM untuk menutup kerang ini sudah tepat, namun tidak ada informasi masuk ke kami, dan yang kosong airnya hanya di ruang cempaka saja, sementara di ruangan lain itu, masih tersedia,” ucapnya.
Sementara Ahmad Yani menerangkan, ada waktu tertentu air tidak dialirkan oleh PDAM. Pertama tingginya curang hujan di sungai sebagai sumber utama suplai air masuk ke PDAM. Serta ada siklus suplai air yang diterapkan oleh PDAM setiap harinya.
” Pagi hari paling lambat jam 7 sampai jam 11 itu, PDAM mengalirkan air ke penampungan kami. Setelah itu dari pukul 12 siang sampai pukul 16.00, air tidak mengalir lagi dari PDAM,” jelas Ahmad Yani.
Kata Ahmad Yani, pada hari Kamis itu, sudah dilakukan komunikasi ke PDAM dengan meminta air agar di dorong ke penampungan, namun pihak PDAM tidak mau, karena kondisinya masih kotor.
Ditempat yang sama, Wahdaniah juga menerangkan, jika PDAM dipaksakan mendorong air ke penampungan milik RSUD, sementara air ini bukan hanya digunakan untuk kebutuhan kamar mandi di setiap ruangan.
“Ini air juga kami pakai untuk operasi dan mencuci alat – alat operasi, jadi kalau airnya kotor, tidak mungkin kami gunakan,” papar Wahdaniah.
Ia juga menjelaskan, air di ruang cempaka itu memang sering habis, karena ruangan tersebut selalu banyak pasien yang masuk.
Penulis : Egi Sugianto