Bupati Morut Didaulat Tanam Sawit Perdana di Kebun Sawit PT CAS,  Komitmen Sejahterakan Masyarakat

MORUT – Bupati Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah, Delis Julkarson Hehi, meresmikan kegiatan tanam perdana kebun kelapa sawit PT Cipta Agro Sakti (CAS) di Desa Menyo’e, Kecamatan Mamosalato, Kamis 1 Mei 2025.

Kegiatan tanam perdana hari itu dihadiri ratusan orang. Tidak hanya warga Desa Menyo’e yang hadir, warga desa tetangga juga diundang.

Kehadiran Bupati Delis bersama rombongan mendapat sambutan hangat dari warga setempat.

Apalagi kehadiran bupati turut didampingi hampir sebagian besar kepala dinas dan badan di lingkup Pemkab Morowali Utara.

Dalam sambutannya, Delis menegaskan kehadiran setiap perusahaan di kabupaten itu bukan semata-mata hanya datang berinvestasi. Lebih dari itu, perusahaaan berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Morowali Utara.

Di hadapan jajaran pimpinan OPD, Camat Mamosalato, para kepala desa, Kapolsek, Danramil, tokoh adat, tokoh agama, serta jajaran manajemen PT CAS, Delis menegaskan cintanya yang tulus kepada masyarakat di Tanah Mori, termasuk Menyo’e.

Ia mengaku telah berkali-kali mendatangi daerah tersebut. Sebelum menjabat bupati, Delis rutin melaksanakan kegiatan sosial pengobatan gratis dan edukasi masyarakat di Menyo’e dan sekitarnya.

“Jangan pernah meragukan hati saya. Saya tidak mungkin menjerumuskan orang tua saya ke hal yang tidak baik. Investasi yang hadir di sini harus memberi dampak langsung bagi masyarakat,” tegas Delis.

Ia mengungkapkan, keputusan memberi izin kepada PT CAS berinvestasi di Menyo’e diambil dengan penuh pertimbangan. Ada proses panjang. Ia bahkan menolak banyak perusahaan sawit sebelumnya, karena khawatir masyarakat hanya menjadi penonton.

“Saya minta pola kemitraan yang adil. Jangan 80-20, harus 70 persen inti dan 30 persen plasma. Dan plasmanya harus dibangun bersamaan dengan lahan inti,” ujar Delis.

PT CAS pun menyanggupi. Delis pun memutuskan memberi izin kepada perusahaan itu berinvestasi di Morut di bidang perkebunan sawit skala besar.

Menurutnya, dari 3.000 hektar kebun yang direncanakan akan ditanami PT CAS, sekitar 900 hektar akan menjadi lahan plasma masyarakat.

Setiap kepala keluarga diperkirakan memperoleh dua hektar. Jika dikelola dengan baik, maka bisa menghasilkan pendapatan bersih sekitar Rp3 juta hingga Rp3,5 juta per bulan setiap hektarnya.

Terkait lahan plasma, akan dibuat kesepakatan khusus antara pemerintah desa, BPN, dan PT CAS. Tujuannya supaya ada kepastian hukum yang jadi pegangan bersama.

“Kalau Tuhan izinkan saya menjabat hingga selesai, saya masih melihat sawit yang kita tanam hari ini berbuah dan menghasilkan. Karena cukup 3 tahun sudah berbuah,” katanya optimis.

Di kegiatan tanam perdana, Delis juga mengajak semua pihak untuk tetap terbuka berdiskusi jika ada hal yang perlu disampaikan.

“Mari kita jaga komunikasi. Kalau ada yang kurang, mari sampaikan dengan cara yang baik. Bila perlu kita duduk sambil minum kopi. Saran dan masukan sampaikan dengan etika, yang sesuai dengan nilai-nilai keimanan kita,” pungkas Bupati Delis.

Sementara itu, General Manager (GM) PT CAS Khairul Syam menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh tamu undangan dan masyarakat yang hadir.

Ia menegaskan kehadiran PT CAS di Desa Menyo’e Morowali Utara, merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam mendorong pembangunan sektor pertanian, khususnya perkebunan kelapa sawit.

 

“Pertama-tama kami ucapkan terima kasih kepada Bupati Morowali Utara yang telah meluangkan waktunya hadir di acara tanam perdana. Terima kasih pula kepada para Kepala Dinas, Camat, Kepala Desa, tokoh adat, tokoh agama, dan seluruh masyarakat yang turut menyambut kehadiran PT CAS di wilayah ini,” ujar Khairul.

 

Ia menjelaskan, PT CAS telah mengantongi izin lokasi sejak awal, dengan total luasan sekitar 600 hektar. Seiring berjalannya waktu, perusahaan melihat potensi tambahan lahan yang sebelumnya akan dialokasikan untuk peternakan sapi. Lahan itu kemudian berpotensi dikembangkan untuk sektor perkebunan, karena lebih sesuai dengan kondisinya.

 

“Tujuan utama kami adalah membangun dan membawa perubahan yang positif bagi masyarakat. Kami percaya pengembangan kebun kelapa sawit akan berdampak besar terhadap pemberdayaan masyarakat lokal, baik dari sisi ekonomi maupun kesempatan kerja,” tambah Khairul.

 

Khairul juga menekankan, kegiatan penanaman ini bukan hanya menjadi tonggak awal pengembangan kebun, tetapi juga sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat dan seluruh elemen..

 

“Kami memulai proses pembersihan lahan sejak Januari 2025 sebagai bukti keseriusan kami. Hari ini menjadi penegasan bahwa PT CAS hadir secara resmi dan sah dalam mengembangkan perkebunan kelapa sawit di Desa Menyo’e,” tutupnya.

 

CAMAT APRESIASI PERUSAHAAN

Camat Mamosalato, IC Tungka, pada kesempatan itu menekankan pentingnya sinergi antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat dalam mendukung program pembangunan daerah, dengan tetap menjaga nilai adat dan kearifan lokal.

“Kalau ada hal-hal yang belum dipahami, silakan koordinasikan dengan pemerintah desa. Kami akan jembatani dengan pihak perusahaan, supaya semua persoalan diselesaikan secara musyawarah dan tidak menimbulkan kesalahpahaman,” ujar sang camat.

Dikatakan, seluruh proses awal kerja sama dengan PT CAS sudah dilakukan secara resmi. Ada berita acara dan dokumen kesepakatan yang ditandatangani bersama, sebelum acara tanam perdana dilakukan.

 

Salah satu poin penting dalam kesepakatan tersebut, lanjutnya, adalah komitmen perusahaan untuk tidak mengganggu situs budaya atau tempat-tempat yang dikeramatkan oleh masyarakat setempat.

Selain itu, Camat Mamosalato juga menyampaikan apresiasi atas pembangunan infrastruktur jalan oleh PT CAS yang telah memudahkan akses transportasi masyarakat. Ini sebagai bentuk nyata komitmen perusahaan terhadap pembangunan desa.

 

Mengenai program plasma, Camat Mamosalato menekankan pentingnya menjaga aset tersebut agar tetap dimiliki oleh masyarakat lokal. Kebun plasma tidak boleh diperjualbelikan ke pihak luar. Jika hal itu terjadi, maka akan dikembalikan ke pemerintah desa.

“Kita ingin agar masyarakat kita tidak hanya jadi penonton. Plasma yang diberikan harus dikelola dan dijaga agar tidak jatuh ke tangan pihak luar,” ungkapnya.

 

“Kalau ada persoalan, mari kita cari solusi bersama, tanpa menimbulkan konflik. Pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta harus saling mendukung demi kemajuan Mamosalato,” tambah camat.

 

Acara tanam perdana hari itu berlangsung meriah. Dihadiri sejumlah kepala desa dari wilayah sekitar, termasuk Kepala Desa Menyoe, Kepala Desa Lijo, dan Kepala Desa Sea, yang merupakan representasi masyarakat asli suku Wana.

Juga hadir beberapa Anggota DPRD Morut, Camat Bungku Utara Asgar, Kadis PTSP Morut Armansyah, Kadis Pertanian Morut Jasrion, Kabid Perkebunan Nursyamsa, dinas-dinas terkait, para tokoh adat, tokoh agama.

Agus Hariadi selaku Kepala Perwakilan CCM-Group, Sulawesi Tengah, bersama management PT CAS juga hadir memeriahkan kegiatan tanam perdana. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *