UNGKAPAN bijak masyarakat Kaili ini merupakan salah satu bentuk kearifan lokal yang mengajarkan tentang ketulusan, kesadaran sosial, dan makna sejati dari memberi. Secara harfiah, ungkapan ini berarti:
“Memberi itu karena ikhlas dari hati, bukan karena mampu; sebab ada orang yang mampu namun belum tentu dapat atau mau memberi.” (Mbadekei Ante Mominurara Ledo karena Nompakule, Sabana Naria Muni Tona Namampu Napirarana Mbadekei)
Makna Filosofis
Ungkapan ini menekankan bahwa tindakan memberi (mbadekei) tidak ditentukan oleh banyaknya harta atau kemampuan finansial seseorang. Nilai tertinggi dari memberi adalah mominurara —ketulusan hati. Artinya, sebuah pemberian dinilai dari niat baik dan keikhlasan, bukan dari ukuran materi yang diberikan.
Pesan penting ini mengingatkan bahwa kemampuan ekonomi tidak selalu sejalan dengan kemauan untuk berbagi. Ada orang yang berkecukupan tetapi enggan memberi, sementara orang biasa yang hidup sederhana bisa sangat ringan tangan dalam membantu sesama.
Nilai Sosial dalam Budaya Kaili
Dalam kehidupan sosial masyarakat Kaili, tindakan memberi berkaitan erat dengan nilai:
Sintuvu (persatuan dan kebersamaan)
Nosimpoasi (saling bantu)
Nosarara (persaudaraan)
Nosipatuvu (saling menghidupkan)
Nosipotove ( Saling Menyayangi)
Melalui ungkapan ini, masyarakat diajak menjaga hubungan sosial yang harmonis, saling menguatkan, dan tidak menjadikan materi sebagai ukuran kemuliaan seseorang. Memberi adalah wujud kepedulian yang memperkuat ikatan sosial.
Pesan Moral dan Etika
Ungkapan ini mengajarkan bahwa:
1. Keikhlasan lebih utama daripada kemampuan. Pemberian kecil tetapi tulus lebih berarti daripada pemberian besar tanpa ketulusan.
2. Kebaikan tidak ditentukan oleh kekayaan. Orang miskin dapat lebih bermurah hati daripada orang kaya.
3. Nilai memberi adalah bagian dari karakter dan integritas. Dalam budaya Kaili, memberi adalah cara menjaga harmoni dan menunjukkan rasa kemanusiaan.
4. Masyarakat didorong untuk berempati dan peduli. Ungkapan ini mendorong warga untuk saling menopang dalam segala kondisi.
Relevansi dalam Kehidupan Modern
Nilai dari ungkapan ini tetap penting di era sekarang, ketika masyarakat sering kali terjebak dalam materialisme. Ungkapan ini mengingatkan bahwa tindakan sosial, kebajikan, dan empati adalah fondasi kehidupan bermasyarakat. Dalam pemberdayaan komunitas, pembangunan desa, maupun hubungan sosial sehari-hari, makna ungkapan ini tetap menjadi pedoman etis dan moral.(*)












