PENDAHULUAN
Dalam kehidupan masyarakat Kaili di Sulawesi Tengah, permainan tradisional bukan sekadar hiburan masa kecil, tetapi juga sarana pendidikan nilai dan karakter. Salah satu dolanan anak yang kaya filosofi adalah “Topegugu”. Permainan ini bukan hanya tentang mencari, tetapi juga tentang mengenali, merasakan, dan memahami—baik dalam arti fisik maupun batin.
Makna Nama dan Filosofi “Topegugu”
Secara harfiah, “Topegugu” berasal dari bahasa Kaili yang bermakna mencari dengan keheningan, ketabahan, dan kejujuran. Dalam permainan ini, anak-anak belajar untuk mengandalkan ketenangan hati dan kejernihan pikiran. Gerakan tangan dan tubuh yang perlahan dan terarah mencerminkan keharmonisan antara pikiran, perasaan, dan tindakan.
Makna simboliknya sangat dalam:
Kejujuran: pemain harus bermain adil, tidak mencurangi proses.
Ketabahan: saat mencari sesuatu dalam kondisi mata tertutup atau suasana hening, mereka belajar sabar dan gigih.
Ketenangan batin: hanya dengan hati yang tenang dan pikiran jernih, “sesuatu” yang dicari bisa ditemukan.
Kebersamaan dan kegembiraan: permainan ini dilakukan dalam suasana riang dan hangat, mempererat ikatan sosial anak-anak.
Cara Bermain:
Topegugu biasa dimainkan di halaman atau ruangan yang cukup lapang. Salah satu anak ditutup matanya atau dibatasi penglihatannya, lalu ditugaskan untuk mencari Teman bersembunyi, atau benda tersembunyi, mengikuti petunjuk gerak tangan teman-temannya. Dalam proses pencarian ini, anak-anak lain memberi isyarat dengan suara kecil atau gerakan, yang harus dirasakan dengan hati dan perhatian penuh.
Nilai Pendidikan dan Sosial:
Permainan ini secara tidak langsung melatih kepekaan emosional dan spiritual. Anak-anak belajar membaca ‘petunjuk’ bukan hanya dengan mata, tetapi dengan hati. Mereka dilatih untuk peka, teliti, dan penuh kesabaran. Selain itu, nilai gotong royong, kepercayaan, dan kerja sama turut tertanam dalam praktik bermain.
PENUTUP:
Warisan yang Perlu Dihidupkan Kembali
Topegugu bukan hanya permainan biasa. Ia adalah cermin nilai-nilai luhur masyarakat Kaili—tentang hidup yang dijalani dengan hati, tentang tujuan yang dicapai dengan kejujuran, dan tentang kebahagiaan yang dibagi bersama. Dalam dunia modern yang penuh distraksi, permainan tradisional seperti Topegugu menjadi jembatan penting untuk mengenalkan kembali anak-anak pada akar budaya, nilai luhur, dan keindahan dalam kesederhanaan.
Menghidupkan kembali Topegugu berarti merawat warisan, membangun karakter, dan menanamkan nilai hidup sejak dini. Sebuah pelajaran berharga yang lahir dari kearifan lokal masyarakat Kaili, yang tak lekang oleh zaman.(*)