MAMUJU, Manakarra Pos – Upaya membangun budaya literasi di Tikke Raya kembali membuahkan hasil. Theresia Krisliany, siswi kelas VII SMP Astra Makmur Jaya (AMJ) Tikke, berhasil meraih Juara III lomba resensi buku koleksi perpustakaan tingkat Provinsi Sulawesi Barat 2025.
Sekolah tempat Theresia menimba ilmu merupakan binaan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Letawa.
Keberhasilannya menjadi bukti bahwa ekosistem literasi yang dibangun melalui kolaborasi dengan komunitas literasi Inisiasimuda berjalan efektif.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Gubernur Sulbar, Suhardi Duka, dalam acara penganugerahan di Aula Perpustakaan Daerah Sulawesi Barat, Mamuju. Theresia membawa pulang sertifikat, medali, piala, dan uang pembinaan.
Proses panjang dilalui Theresia di bawah bimbingan guru pembina, Gede Ardiantara.
Dalam proses ia berhasil masuk 40 besar, mengikuti pembekalan literasi yang diadakan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulbar, hingga akhirnya menembus tiga besar.
Dewan Pakar Literasi Inisiasimuda, Fendi Eko, mengapresiasi capaian tersebut.
“Membangun ekosistem literasi di Tikke ini menggugah kami untuk tampil dan menerbitkan karya. Kolaborasi kami bersama CSR PT Letawa mencakup pelatihan guru, podcast, hingga seminar literasi,” ujarnya.
Prestasi serupa juga ditorehkan Aliziah Latifah, siswi kelas X SMA Negeri 1 Tikke.
Informasinya ia meraih Juara I Festival Lomba Seni dan Sastra Siswa Nasional tingkat Kabupaten Pasangkayu, melalui kegiatan ekstrakurikuler Jurnalistik Perspektif.
Pembina ekskul, Zainuddin, mengatakan bahwa pembiasaan literasi di sekolah mendorong siswa berpikir kritis dan mengekspresikan diri.
“Kami integrasikan literasi ke seluruh mata pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler untuk membentuk karakter siswa yang tangguh dan kreatif,” jelasnya.
Ketua Inisiasimuda, Fatur Marhas, menambahkan bahwa literasi bukan hanya soal membaca dan menulis.
“Literasi juga membentuk keterampilan berpikir kritis, interpersonal, hingga kesiapan menghadapi dunia kerja,” tegasnya.
Asisten CSR PT Letawa, Ahmad Faizal, turut mengapresiasi upaya tersebut.
Menurutnya, peningkatan kemampuan literasi, termasuk literasi digital dan finansial, dapat membentuk masyarakat yang kritis terhadap hoaks dan isu sosial, sekaligus membuka peluang ekonomi kreatif.
“Ini bagian dari upaya membangun kemandirian ekonomi masyarakat Tikke Raya secara berkelanjutan,” pungkas Faizal. (Egi/*)