Dr. H. Suaib Djafar, M.Si
DALAM kehidupan masyarakat Kaili di Sulawesi Tengah, terdapat banyak ungkapan yang sarat makna dan mengandung filosofi hidup yang mendalam. Salah satunya adalah “Manyama Katuvu“, yang berarti “Hidup Senang”. Ungkapan ini bukan sekadar harapan, tetapi juga mengandung petuah tentang bagaimana mencapai kehidupan yang bahagia dan sejahtera.
Makna dan Pesan dalam Ungkapan Manyama Katuvu
Masyarakat Kaili memahami bahwa kebahagiaan tidak datang begitu saja, melainkan harus diperjuangkan dengan sikap dan tindakan yang tepat. Ungkapan berikut menggambarkan cara mencapai Manyama Katuvu:
1. Ane madota Manyama Katuvu (Kalau pingin hidup senang).
Hidup bahagia adalah keinginan setiap manusia. Namun, masyarakat Kaili meyakini bahwa kebahagiaan tidak hanya diukur dari kekayaan atau kemewahan, tetapi juga dari ketenangan batin, kebersamaan, dan kesejahteraan yang didapat dengan cara yang baik.
2. Nemo aga dotanurara sanda ratuntuni (Jangan hanya kemalasan hati diikuti)
Ungkapan ini mengajarkan bahwa jika ingin hidup senang, seseorang tidak boleh malas dan menyerah pada keadaan. Kemalasan hanya akan membuat hidup semakin sulit. Sebaliknya, seseorang harus berusaha dengan tekun dan pantang menyerah untuk mencapai kebahagiaan yang diinginkan.
3. Mokaraja ikhlas mosabara pasabi nte Tupu (Bekerja ikhlas, sabar, tawakal, dan menyerahkan kepada Yang Mahakuasa)
Kunci utama dalam mencapai hidup senang adalah bekerja dengan keikhlasan, kesabaran, dan selalu berserah diri kepada Tuhan. Masyarakat Kaili percaya bahwa hasil dari usaha tidak selalu bisa didapat dengan instan, tetapi harus melalui proses yang panjang dengan ketekunan dan doa.
4. Ala masana katuvu sampe nomakumpu (Hidup senang bahagia bersama sampai anak cucu)
Kebahagiaan sejati bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk keluarga dan generasi mendatang. Masyarakat Kaili mengajarkan bahwa kebahagiaan harus dibangun bersama, dalam lingkungan yang harmonis, saling membantu, dan menjaga nilai-nilai kebersamaan agar kebahagiaan itu bisa diwariskan hingga anak cucu.
Kesimpulan
Ungkapan Manyama Katuvu mengajarkan kita bahwa kebahagiaan sejati bukanlah sesuatu yang datang begitu saja, tetapi harus diperjuangkan dengan kerja keras, keikhlasan, kesabaran, dan ketakwaan kepada Tuhan. Selain itu, kebahagiaan yang sejati juga harus dirasakan oleh semua orang, bukan hanya diri sendiri. Inilah nilai kearifan lokal yang menjadi pegangan hidup masyarakat Kaili dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan bersama.(*)