NOVATIAKA: Membentuk Anak yang Berbudi dalam Tradisi Masyarakat Kaili

Oleh: Dr. H. Suaib Djafar / Tokoh Masyarakat Sulteng

Dr. H. Suaib Djafar, M.Si

NOVATIAKA adalah sebuah prosesi adat yang dilakukan oleh masyarakat Kaili, khususnya ketika seorang ibu hamil memasuki usia tujuh bulan dalam kandungannya.

Tradisi ini dilaksanakan sebagai bagian dari upacara adat NOLAMA/NOLENGGA, yang memiliki makna mendalam tentang harapan dan doa bagi kesehatan ibu, kelancaran persalinan, serta masa depan anak yang akan lahir.

Pada tahap ini, keluarga dari ibu yang hamil menyiapkan Tempayan berisi air yang diharumkan dengan rendaman bunga-bungaan dan daun-daunan harum. Selain itu, mereka juga menambahkan Mayang kelapa dan Mayang pinang.

Di sekitar ibu hamil, bunga-bunga dan daun kelapa ditata dengan indah, menciptakan suasana yang penuh keharuman dan keindahan. Tujuan dari tata cara ini adalah untuk mendoakan agar ibu dan anak yang dikandungnya senantiasa diberkahi dengan kesehatan yang baik, kelancaran dalam proses kelahiran, serta umur panjang dan rezeki yang melimpah.

Novatiaka juga memiliki makna yang lebih dalam, yaitu harapan agar anak yang akan lahir menjadi pribadi yang berbudi pekerti, soleh dan saleha, serta berguna bagi bangsa, negara, dan agama.

Acara dimulai dengan MANDIU PASILI, yang dilakukan di depan pintu, diikuti dengan berdiri, yang melambangkan langkah pertama untuk menghindari segala bentuk rintangan dan kesulitan hidup. Proses ini dikenal dengan nama NOPALOANGA, yang memiliki arti menghindarkan segala bentuk kesulitan dan hambatan dalam hidup.

Setelah serangkaian prosesi tersebut, upacara adat Novatiaka ditutup dengan doa, sebagai bentuk permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar segala harapan dan doa yang telah disampaikan dapat terkabul.

Dalam tradisi Kaili, prosesi ini diyakini dapat memberikan berkah yang melimpah, baik bagi ibu, anak yang akan lahir, maupun seluruh keluarga. Pesan moral yang terkandung dalam tradisi ini adalah pentingnya pendidikan karakter yang baik sejak dalam kandungan, serta harapan agar anak yang lahir nanti tumbuh menjadi pribadi yang jujur, berbudi, dan berakhlak mulia.

Adat ini juga mengingatkan kita bahwa nilai-nilai kebaikan dan agama harus ditanamkan sejak dini, bahkan sejak dalam kandungan. Seperti yang diajarkan dalam agama, seorang anak yang dilahirkan dalam limpahan berkah dan lingkungan yang penuh kebaikan akan tumbuh menjadi pribadi yang bermanfaat bagi masyarakat dan agama, serta memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara.

Dengan demikian, Novatiaka bukan hanya sekadar sebuah prosesi adat, tetapi juga sebuah wujud doa dan harapan yang mendalam untuk masa depan generasi penerus. Sebagai bagian dari tradisi masyarakat Kaili, upacara ini mengajarkan kita untuk selalu menghargai dan menjaga nilai-nilai luhur yang menjadi landasan dalam membentuk anak-anak yang berbudi, jujur, dan berakhlak mulia, serta siap menghadapi kehidupan dengan penuh keberkahan dan rahmat Tuhan. Aamiin(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *