PASANGKAYU, Manakarra Pos – Di tengah geliat pemuda desa yang kerap dipandang sebelah mata, Tikke Raya, sebuah kecamatan di Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat, menyimpan secercah harapan yang lahir dari semangat perubahan.
Harapan itu bernama Inisiasi Muda, sebuah komunitas pemuda yang digagas Fatur Rahman Hidayat Marsha, lulusan magister Universitas Hasanuddin (Unhas), pada tahun 2022.
“Anak-anak muda di sini punya semangat, tapi mereka butuh ruang, wadah untuk bergerak. Itu yang ingin saya wujudkan lewat Inisiasi Muda,” ujar Fatur dalam keterangannya, Sabtu (7/6/2025).
Komunitas ini lahir dari keresahan atas minimnya ruang berekspresi dan aksi sosial bagi pemuda desa. Bergerak di bidang sosial, pendidikan, dan lingkungan, Inisiasi Muda dijalankan secara swadaya dengan mengandalkan proposal dan jejaring yang dibangun perlahan namun konsisten.
Berbagai pihak pun mulai membuka mata. Salah satunya adalah PT Letawa, anak perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk, yang melalui program CSR-nya rutin menjadi mitra strategis Inisiasi Muda dalam menjalankan program-program sosial.
Puncak kolaborasi mereka terjadi pada Minggu, 1 Juni 2025, dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Bersama 120 peserta dari SMAN 1 Tikke, komunitas pecinta alam, relawan, TNI AL, Dinas Lingkungan Hidup Pasangkayu, hingga Duta Wisata, mereka menanam 1.000 bibit mangrove di Dusun Tikke Muara.
Penanaman ini bukanlah kegiatan seremonial belaka. Mulai dari survei lokasi, pemetaan tanah pesisir, hingga penyusunan strategi keberlanjutan dilakukan sejak Mei 2025. Komitmen pun ditegaskan dengan penandatanganan nota bersama untuk menjaga kawasan tersebut, menjadikannya calon destinasi ekowisata unggulan di masa depan.
Ahmad Faizal dari CSR PT Letawa menegaskan pentingnya kegiatan tersebut bagi pendidikan lingkungan.
“Kalau kita ingin generasi muda memahami fungsi ekosistem mangrove, maka cara paling efektif adalah mengenalkan langsung melalui jelajah alam dan susur mangrove,” tegasnya.
Tak hanya berhenti di aksi lingkungan, Inisiasi Muda juga mendorong pemuda desa menjadi motor perubahan lewat edukasi. Pada 25 Mei 2025, mereka menggelar webinar nasional bertajuk “Pemuda Desa Berdampak” yang diikuti ratusan peserta secara hybrid dari Kedai Opakopi, Desa Jengeng Raya. Tema “Dari Desa untuk Dunia” menggema kuat dalam diskusi yang menghadirkan Restuan Lubis, PhD, putra Pasangkayu yang kini menetap di Jerman usai menamatkan studi doktoralnya lewat beasiswa LPDP.
Dalam pemaparannya, Restuan menekankan pentingnya mimpi, produktivitas, dan keberanian memperluas jaringan. “Yang paling utama, jangan pernah lupa berbakti kepada orang tua,” pesannya penuh makna.
Webinar ini menjadi bagian dari rangkaian program jangka panjang seperti coaching project plan, leadership workshop, presentasi ide, hingga aksi nyata di lapangan seperti kampanye peduli pesisir.
“Inisiasi Muda bukan sekadar komunitas, ini adalah gerakan membentuk karakter dan kesadaran. Kami percaya bahwa pemuda desa bisa menjadi pelaku utama pembangunan, bukan sekadar penonton,” tegas Fatur.
Visi mereka tidak kecil: membangun generasi pemimpin desa, mengembangkan edupreneur dan sociopreneur lokal, hingga menyusun skema ketahanan pangan dan pendidikan berkelanjutan, termasuk harapan besar untuk menyediakan beasiswa bagi anak-anak kurang mampu.
“Mimpi kami besar, tapi kami mulai dari yang kecil. Dari mangrove yang kami tanam hari ini, semoga tumbuh cinta pada alam dan kesadaran sosial seperti akar-akarnya yang kuat,” pungkas Fatur.
Dari Tikke Raya, langkah-langkah kecil ini mulai meninggalkan jejak besar. Inisiasi Muda adalah bukti nyata bahwa perubahan bisa tumbuh dari pinggiran—asal ada hati yang peduli dan tangan yang mau bekerja. Dari desa, untuk dunia. (Egi/*)