Saiful Angkat Inovasi “Pelita Jakom” di PKA III, Ubah Limbah Sawit jadi Kompos Bernilai Ekonomi

PASANGKAYU, Manakarra Pos – Kepala Bidang Penataan dan Pengawasan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pasangkayu, Saiful, S.Pi, tengah mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) III di PPSDM Kemendagri Regional Makassar.

Dalam kegiatan ini, Saiful mengangkat tema Aksi Perubahan “Pelita Jakom” atau Pengelolaan Limbah Jangkos Jadi Kompos Berbasis Ekonomi Sirkular.

Program ini menjadi bagian dari implementasi aksi perubahan peserta PKA III Tahun 2025, yang menitikberatkan pada inovasi pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan.

Saiful menjelaskan, Pelita Jakom hadir sebagai solusi terhadap persoalan limbah padat janjang kosong kelapa sawit (jangkos) yang selama ini kurang termanfaatkan.

Melalui pendekatan ekonomi sirkular, jangkos diolah menjadi kompos organik yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat.

Menurutnya ada tiga manfaat utama dari program ini, diantaranya Mengurangi Dampak Lingkungan, dan Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat, serta Mendukung Pertanian Berkelanjutan.

Dijelaskan Mengurangi Dampak Lingkungan, karena pengomposan jangkos membantu menurunkan volume limbah padat yang berakhir di TPA, mengurangi pencemaran air dan udara, serta menekan emisi gas rumah kaca dari pembusukan limbah organik.

Kompos ini juga menjadi alternatif pengganti pupuk kimia yang berlebihan, sehingga menjaga kualitas tanah dan ekosistem.

Selanjutnya pada poin kedua Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat, diyakini program ini membuka peluang kerja di sektor pengumpulan, pengolahan, dan pemasaran kompos. Masyarakat sekitar dapat terlibat langsung, menciptakan UMKM baru dan meningkatkan pendapatan.

Petani juga bisa memperoleh pupuk kompos dengan harga lebih terjangkau, yang berdampak pada peningkatan produktivitas pertanian.

Terakhir Mendukung Pertanian Berkelanjutan. Kompos dari jangkos mengandung unsur hara penting seperti kalium dan fosfor, yang membantu menjaga kesuburan tanah, meningkatkan kualitas hasil panen, serta mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.

Dengan demikian, pertanian lokal menjadi lebih tangguh dan efisien dalam jangka panjang.

“Program ini tidak hanya berdampak lingkungan, tapi juga membuka peluang ekonomi dan memperkuat ketahanan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya lokal,” ujar Saiful.

Selain aktif di dunia lingkungan, Saiful juga dikenal sebagai Ketua PBSI Kabupaten Pasangkayu, yang terus mendorong sinergi pembangunan daerah dari berbagai sektor.

Penulis : Egi Sugianto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *